GW2RU
GW2RU

Kehidupan 'Dacha' di Era Kekaisaran Rusia (FOTO)

ROSPHOTO
Kata 'dacha' rasanya terdengar indah bagi telinga orang Rusia, bahkan hingga saat ini. Pada pergantian abad ke-19 hingga 20, 'dacha' merupakan tempat favorit untuk bersantai di musim panas, makan bersama keluarga di luar ruangan, atau sekedar berjalan-jalan.

Dacha pertama kali muncul di bawah pemerintahan Pyotr yang Agung; ia memberi para bangsawan Sankt Peterburg sebidang tanah di luar kota, di mana mereka membangun perkebunan, sering kali di tepi pantai.

Pada paruh kedua abad ke-19, ledakan dacha yang sesungguhnya dimulai. Kini, tak hanya orang-orang kaya dan berpangkat tinggi yang bisa "melarikan diri" dari hiruk-pikuk kota ke dacha, tapi juga "kelas menengah". Hal ini juga berkaitan dengan pembangunan rel kereta api di Sankt Peterburg dan wilayah-wilayah di pinggirannya.

Dacha merupakan tempat liburan musim panas yang biasanya memiliki beranda yang bermandikan sinar matahari, mereka suka minum teh di alam terbuka — dan, tentu saja, berfoto-foto! Seperti inilah penampilan para penghuni dacha pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Hari yang panas di dacha.

ROSPHOTO

Para staf bersama istri mereka berpose di meja makan.

ROSPHOTO

Berfoto bersama di sekitar tempat tidur gantung di sebuah dacha.

ROSPHOTO

Seorang wanita berpose di kebun buah di dacha.

ROSPHOTO

Seniman Ilya Repin kerap menyambut tamu-tamunya di dacha Penaty miliknya di pinggir kota Sankt Peterburg.

ROSPHOTO

Rumah musim panas Karl Kosse di Dudergof dekat Sankt Peterburg.

ROSPHOTO

Karl Kosse dan para tamunya berpose di atas meja.

ROSPHOTO

Maria Kosse, putri Karl Kosse, berpose dengan sebuah buku di taman.

ROSPHOTO

Maria Kosse berbicara dengan seorang petugas dari jendela kamar tidurnya.

ROSPHOTO

Sepasang penghuni dacha yang  berpose di beranda.

ROSPHOTO

Putri-putri seniman Ivan Vladimirov melukis di dacha keluarga mereka di Kellomäki (sekarang Komarovo).

ROSPHOTO

Seorang wanita dalam perjalanan ke rumah pedesaan dengan kereta api.

ROSPHOTO

Seorang wanita menatap ke arah pantai Teluk Finlandia.

ROSPHOTO

Selanjutnya, bagaimana Uni Soviet dapat bertransaksi dengan Barat meskipun berada di balik tirai besi? Simak selengkapnya!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.